Biologi sel adalah cabang ilmu
biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah kesatuan
structural dan fungsional makhluk hidup
Teori-teori tentang sel
- Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah
mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel
(cellula)
- Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos
(tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
- Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup
dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut
“Sarcode”
- Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode
menjadi Protoplasma
- Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann
(ahli zoologi) tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada
struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk
hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel
merupakan satuan structural makhluk hidup.
- Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang
melayang-layang pada protoplasma yaitu inti (nucleus)
- Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel
merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup
- Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel
sebelumnya (omnis celulla ex celulla)
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki
membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma (sel yang memiliki satu system
membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran.
Materi inti dibatasi oleh satu system membran terpisah dari sitoplasma. Yang
termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga
biru
Struktur sel prokariotik lebih sederhana
dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel prokariotik
mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel
prokariotik dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai
berikut :
Sel Prokariotik
- Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki
membran inti sel yang dinamakan nucleoid
- Organel-organelnya tidak dibatasi membran
- Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
- Diameter sel antara 1-10mm
- Mengandung 4 subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya sirkuler
Sel Eukariotik
- Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan
dinamakan nucleus
- Organel-organelnya dibatasi membran
- Membran selnya tersusun atas fosfolipid
- Diameter selnya antara 10-100mm
- Mengandungbanyak subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya linier
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya
a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan
bersifat diploid
b. Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk
reproduksi dan bersifat haploid
Bagian-bagian Sel
- Bagian hidup(komponen protoplasma), terdiri atas
inti dan sitoplasma termasuk cairan dan struktur sel seperti : mitokondria,
badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel
dan isi vakuola
mari kita bahas masing-masing bagian satu per satu
a Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel
terdiri daripada selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan,
perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel
untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang
tidak berkayu.
Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar),
hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
b. Membran Plasma
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan
sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis
lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua
molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang
dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida
membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang
dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran
tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat
dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya
bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi
semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids,
protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu
lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel
antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat
kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar
dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran
menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan
menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu
melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul
menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi,
osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi
terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan
sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama
respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut
melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda
konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi
terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut
berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah
air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif
glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein
transpor.
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan
bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh
protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier
protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP
driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled
carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah
suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan
pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi
pada Bakteriorhodopsin.
c. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada
makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme
untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki
aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak,
misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda
untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan
panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama,
yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan
perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran
ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000
Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri
gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat
dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke
matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran
luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish,
2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung
protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang
berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang
mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar
dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting
bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi
β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi
genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat
inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
d. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran
yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh
Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel
ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim
tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis,
dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari
luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian
materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang
disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan
kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di
endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik.
Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom
lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan
degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi.
Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan
membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses
ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio
manusia.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel
berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk
fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans
Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
e. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi
atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel
ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ
tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan
memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga
ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan
patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi
terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan
bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi
sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada
spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk
sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
f. Retikulum Endoplasma
RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat
ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai
kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum
endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE)
merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma
melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa
latin yang berarti “jaringan”).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik
yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka,
fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda
dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya.
RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan
tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE
sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan
pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus
adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE
sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam
pemicuan kontraksi otot.
g.
Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan
pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel
dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan
beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah
yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga
integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola
ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen
saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein,
sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi
dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri
h. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada
sel tumbuhan. ada tiga macam plastida, yaitu :
- leukoplast : plastida yang berbentuk
amilum(tepung)
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna
hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan
karoten
- kromoplast : plastida yang banyak mengandung
karoten
i. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol
(sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap
sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada
siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap
duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi
sentrosom, dimulai dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh
beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan
mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2
merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang.
Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan
berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.
j. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell
sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut
di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai
pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
Perbedaan
Sel Hewan dan Tumbuhan
1. Sel Hewan :
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastida
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel
yang keadaannya tidak kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastida
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat
dari cellulosa
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya
dibantu oleh butir plastida
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
Perbedaan
Struktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan-Dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai perbedaan struktur sel dan dan sel tumbuhan.
a.
Sel tumbuhan
1)
Dinding sel
Dinding
sel tipis dan berlapis-lapis. Lapisan dasar yang terbentuk pada saat
pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang membuat
agar-agar mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang
berdekatan. Setelah pembelahan sel, setiap sel baru membentuk dinding
dalam dari serat selulosa. Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta
menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa.
2)
Vakuola
Vakuola
atau rongga sel adalah suatu rongga atau kantung berisi cairan yang
dikelilingi oleh membran. Pada sel tumbuhan, khususnya pada sel parenkim dan
kolenkim dewasa memiliki vakuola tengah berukuran besar yang dikelilingi
oleh membran tonoplas.
Fungsi
vakuola:
- Memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun turgor
sel.
- Adanya pigmen antosian memberikan kemungkinan warna
cerah yang menarik pada bunga, pucuk daun, dan buah.
- Kadangkala vakuola tumbuhan mengandung enzim hidrolitik
yang dapat bertindak sebagai lisosom waktu sel masih hidup.
- Menjadi tempat penimbunan sisa-sisa metabolisme.
- Tempat penyimpanan zat makanan.
3)
Plastida
Plastida
merupakan organel yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan berupa
butir-butir yang mengandung pigmen atau zat warna. Plastida dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)
Leukoplas
Leukoplas
adalah plastida yang berwarna putih atau tidak berwarna. Umumnya leukoplas
terdapat pada organ tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari dan berguna
untuk menyimpan cadangan makanan. Berdasarkan fungsinya, leukoplas
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Amiloplas, yaitu leukoplas yang berfungsi membentuk
dan menyimpan amilum.
- Elaioplas, yaitu leukoplas yang berfungsi untuk
membentuk dan menyimpan lemak.
- Proteoplas, yaitu leukoplas yang berfungsi menyimpan
protein.
b)
Kloroplas
Kloroplas
adalah benda terbesar dalam sitoplasma sel tumbuhan. Kloroplas banyak
terdapat pada daun dan organ tumbuhan lain yang berwarna hijau. Kloroplas
yang berkembang dalam sel daun dan batang yang berwarna hijau mengandung
pigmen yang berwarna hijau atau klorofil. Klorofil berfungsi
menyerap energi cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis
dan mengubahnya menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa. Kloroplas
memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti
sel.
Klorofil
dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain:
- klorofil a menampilkan warna hijau biru,
- klorofil b menampilkan warna hijau kuning,
- klorofil c menampilkan warna hijau cokelat,
- klorofil d menampilkan warna hijau merah.
Kloroplas
disusun oleh sistem membran yang membentuk kantung-kantung pipih yang
disebut tilakoid. Tilakoid tersebut tersusun bertumpuk yang membentuk
struktur yang disebut grana (tunggal, granum). Cairan di luar tilakoid
disebut stroma. Dengan demikian di dalam kloroplas terdapat dua ruangan yaitu
ruang tilakoid dan stroma.
c)
Kromoplas
Kromoplas
adalah plastida yang memberikan warna yang khas bagi masing-masing
tumbuhan. Perbedaan warna pada kromoplas disebabkan oleh perbedaan pigmen
yang dikandungnya. Pigmen-pigmen tersebut antara lain:
- karoten, menimbulkan warna merah kekuningan, misalnya
pada wortel
- xantofil, menimbulkan warna kuning pada daun yang sudah
tua
- fikosianin, memberikan warna biru pada ganggang
- fikosantin, memberikan warna cokelat pada ganggang
- fikoeritrin, memberikan warna merah pada ganggang
b.
Sel hewan
Gambar 1.11 Sel hewan.
Berbeda
dengan sel tumbuhan, sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Protoplasma
hanya dilindungi oleh selaput yang tipis sehingga bentuk selnya relatif
tidak tetap. Ada beberapa sel hewan yang selnya dilindungi oleh cangkang
yang kuat dan keras, misalnya pada Euglena dan Radiolaria. Vakuola pada
hewan umumnya berukuran kecil. Secara garis besar, perbedaan antara
struktur hewan dengan tumbuhan bisa dilihat pada Tabel
Tabel
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
No
|
Sel
hewan
|
Sel
tumbuhan
|
1
|
Tidak mempunyai dinding sel
|
Mempunyai dinding sel
|
2
|
Mempunyai sentrosom
|
Tidak mempunyai sentrosom
|
3
|
Tidak mempunyai plastida
|
Mempunyai plastida
|
4
|
Mempunyai lisosom
|
Tidak mempunyai lisosom
|
5
|
Cadangan makanan brupa lemak dan
glikogen
|
Cadangan makanan berupa pati atau
amilum
|
6
|
Ukuran Sel tumbuhan lebih besar
daripada sel hewan.
|
Ukuran Sel hewan lebih kecil
daripada sel tumbuhan.
|
7
|
Bentuk Tetap
|
Bentuk Tidak tetap
|
8
|
Diktiosom
|
Badan golgi
|
9
|
Vakuola, Pada sel muda kecil dan
banyak, pada sel dewasa tunggal dan besar
|
Tidak mempunyai vakuola, walaupun
terkadang beberapa sel hewan uniseluler memiliki vakuola yang berukuran
kecil baik pada sel muda maupun sel dewasa
|
Berdasarkan
penjelasan tersebut kita dapat membedakan kondisi antara sel hewan dan
tumbuhan.